Pemanfaatan Limbah Ternak dan Pengolahannya
Pemanfaatan Limbah Ternak
Berbagai manfaat dapat dipetik dari limbah ternak, apalagi limbah tersebut dapat diperbaharui (renewable) selama ada ternak. Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk dimanfaatkan. Limbah ternak kaya akan nutrient (zat makanan) seperti protein, lemak, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat yang lain (unidentified subtances). Limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ternak, pupuk organik, energi dan media pelbagai tujuan (Sihombing, 2002).
Limbah Ternak Sebagai Pupuk Organik
Sebanyak 8-10 kg tinja yang dihasilkan oleh seekor sapi per hari dapat menghasilkan pupuk organik atau kompos 4-5 kg per hari. Farida (2000) mengungkapkan bahwa produksi kokon tertinggi diperoleh dari pemanfaatan 50 % limbah feces sapi yang dicampur dengan 50% limbah organik rumah tangga, yang bermanfaat untuk dijadikan pupuk organik.
Praktek cara membuat pupuk organik.
Bahan baku utama yang digunakan adalah limbah ternak sapi dan babi, berupakotoran babi dan sapi yang bercampur dengan sisa makanannya dan bercampurdengan air kencingnya. Bahan baku ini disediakan lebih kurang masing-masing 10karung (beratnya 30 kg/karung). Bahan tambahan (substituen) adalah urea, SP-36,abu, serbuk kayu, kalsit. Starter digunakan EM4 (efective microorganism). Peralatan yang diperlukan antara lain : bak (kotak kayu ukuran 1x1x1 m) 3 buah, sekop, ember, ayakan, termometer, karung/kampil, timbangan, kantong plastik, dan lain-lain.
Langkah-langkah pembuatan pupuk organik dilakukan dengan tiga tahap sebagai berikut :
Tahap I
Bahan kotoran ternak disiapkan dengan kelembaban sekitar 60 %. Bila bahan terlalu becek atau kelembaban lebih dari 60 % maka kotoran ternak didiamkanbeberapa waktu hingga mencapai kelembaban yang diinginkan. Bila kotoranternak terlalu kering, maka perlu disiram dengan air agar mencapai kelembaban60 %. Setelah kotoran ternak kelembaban mencapai 60 %, selanjutnya ditambahdengan serbuk gergaji, starter, urea, dan SP-36, lalu dicampur hingga rata. Diamkan bahan ini selama 1 minggu.
Tahap II
Bahan pada tahap I dibalik dengan cara dipindahkan ke bak yang lain. Pada saat pembalikan ini, dilakukan penambahan abu dan kalsit. Proses yang berlangsung sekitar 3 minggu ini perlu dijaga kelembabanya dan suhunya dengan cara pembalikan.
Tahap III
Pada tahap yang terakhir ini, bahan kompos akan mengalami penstabilan, yaitu suhu mulai turun ke suhu normal dan bahan sudah berbentuk remah. Kondisi ini menandakan bahwa bahan kompos telah menjadi kompos (pupuk organik), sehingga siap digunakan. Selanjutnya dilakukan penyaringan dan pengemasanagar dapat disimpan atau diangkut ketempat lain.
Limbah Ternak Sebagai Penghasil Gasbio
Gasbio adalah campuran beberapa gas, tergolong bahan bakar gas yang merupakan hasil fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob, dan gas yang dominan adalah gas metan (CH4) dan gas karbondioksida (CO2) (Simamora, 1989). Gasbio memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, yaitu kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk gas metan murni (100 %) mempunyai nilai kalor 8900 kkal/m3. Menurut Maramba (1978) produksi gasbio sebanyak 1275-4318 I dapat digunakan untuk memasak, penerangan, menyeterika dan mejalankan lemari es untuk keluarga yang berjumlah lima orang per hari.
Gas bio dapat dihasilkan dari fermentasi kotoran ternak pada keadaan aerobik(tanpa oksigen). Kotoran ternak yang sudah diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 1 ½ bila ditempatkan pada ruang tertutup seperti dalam drum akan terjadi fermentasi. Proses ini terjadi pada 2 tahap yaitu tahap aerobik dan tahap an aerobik. Proses aerobik masih membutuhkan O2 dan hasil prosesnya berupa CO2. Proses ini berakhir bila O2 dalam ruangan habis. Dalam keadaanan anaerobik akan terjadi gas metan. Gas yang sudah terbentuk inilah nantinya akan dialirkan ketempat pembakaran (kompor).
Gambar 1. Instalasi Reaktor Biogas Skala Rumah Tangga |
Limbah Ternak Sebagai Penghasil Biorang
Pembuatan biorangberbeda dengan pembuatan biogas. Dimana pembuatan biorang dilakukan denganmerobah kotoran ternak dalam bentuk briket dengan menggunakan alat cetak. Briketyang sudah terbentuk dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah kering, briket tersebut dimasukkan ke dalam alat pemanas. Alat pemanas diletakkan diataskompor atau tungku. Setelah briket berubah jadi arang yang ditandai denganhabisnya asap yang keluar pada tempat pemanas. Lalu alat pemanas di buka danbriket yang masih membara disemprot dengan air. Briket yang sudah jadi arang ini dapat dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak atau kebutuhan rumah tangga.
Limbah Ternak Sebagai Bahan Pakan dan Media Tumbuh
Sebagai pakan ternak, limbah ternak kaya akan nutrien seperti protein, lemak BETN, vitamin, mineral, mikroba dan zat lainnya. Ternak membutuhkan sekitar 46 zat makanan esensial agar dapat hidup sehat. Limbah feses mengandung 77 zat atau senyawa, namun didalamnya terdapat senyawa toksik untuk ternak. Untuk itu pemanfaatan limbah ternak sebagai makanan ternak memerlukan pengolahan lebih lanjut. Tinja ruminansia juga telah banyak diteliti sebagai bahan pakan termasuk penelitian limbah ternak yang difermentasi secara anaerob (Prior et al., 1986).
Penggunaan feses sapi untuk media hidupnya cacing tanah, telah diteliti menghasilkan biomassa tertinggi dibandingkan campuran feces yang ditambah bahan organik lain, seperti feses 50% + jerami padi 50%, feses 50% + limbah organik pasar 50%, maupun feses 50% + isi rumen 50% (Farida, 2000).
Posting Komentar untuk "Pemanfaatan Limbah Ternak dan Pengolahannya"