Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembuatan Kebun Rumput Gajah, Pembuatan Model Vegetasi STS, Daya Kecambah, Pembuatan Pupuk, dan Spesies Rumput, Legum, dan Gulma (Laporan Praktikum Agrostologi)

Konten [Tutup]
    sistem tiga strata
    sistem tiga strata



    Pendahuluan


    Latar Belakang



    Pembuatan kebun rumput gajah, pembuatan model vegetasi STS, membahas daya kecambah, pembuatan pupuk, dan membahas spesies rumput, legume dan gulma merupakan suatu kegiatan atau materi yang memiliki hubungan satu dengan yang lain. Pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kimia, maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik.



    Sistem Tiga Strata (STS) merupakan suatu cara penanaman dan pemangkasan rumput, legumenosa, semak dan pohon, sehingga hijauan makanan ternak tersedia sepanjang tahun. Lahan perkebunan yang mengintegrasikan ternak ruminansia seperti sapi, kambing atau biri-biri juga cocok dengan sistem ini. Demikian halnya pada lahan tidur atau lahan kritis.



    Berkecambah benih adalah berkembangnya suatu benih melalui tahapan-tahapan dimana menunjukkan kemampuan untuk berkembang lebih lanjut secara maksimal dalam kondisi lingkungan yang sesuai. Dengan kata lain benih dinyatakan telah berkecambah bila dari benih tersebut telah muncul plumula dan radikula.




    Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang tinggi, diperlukan unsur hara atau makanan yang cukup. Unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman adalah Nitrogen (N) Fosfor (P) dan Kalium (K). Tidak terpenuhinya salah satu unsur hara tersebut akan mengakibatkan menurunya kwalitas dan kwantitas hasil produksi pertanian. Unsur hara N,P dan K didalam tanah tidak cukup tersedia dan terus berkurang karena diambil untuk pertumbuhan tanaman dan terangkut pada waktu panen tercuci, menguap, dan erosi. Untuk mencukupi kekurangan unsur hara N , P, dan K perlu dilakukan pemupukan




    Kecambah adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik di dalam biji. Tahap perkembangan ini disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan.




    Rumput (bahasa Inggris: grass) adalah tumbuhan pendek yang sering ada di halaman, pinggir jalan atau lapangan. Rumput dianggap sebagai gulma pengganggu tanaman bila berada di sekitar tanaman yang sengaja ditanam. Legume yang ada mempunyai siklus hidup secara annual, binial atau perennial (Soegiri et al., 1980). Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu.




    Dilihat dari pengertian, tujuan dan manfaatnya  maka kegiatan tersebut sangat penting untuk dipelajari dan di aplikasikan dalam dunia peternakan maupun pertanian.





    Tujuan



    Untuk mengenal secara langsung pada praktikan dilapangan sehingga mampu melakukan dengan benar dan mengetahui dengan tapat.




     

    Tinjauan Pustaka




    Pembuatan Kebun Rumput Gajah



    Tanah yang baik adalah tanah yang mampu menyediakan unsur-unsur hara secara lengkap. Namun pertumbuhan tanaman juga di pengaruhi faktor-faktor penunjang kesuburan tanah. Selain harus mengandung zat organik dan anorganik, air dan udara, yang tidak kalah penting adalah pengolahan tanah yang  bertujuan memperbaiki struktur tanah. Tanah yang gembur akibat pengolahan memiliki rongga-rongga yang cukup untuk menyimpan air dan udara yang di butuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Kondisi ini juga menguntungkan bagi mikroorganisme tanah yang berperan dalam proses dekomposisi mineral dan zat organik tanah, sehingga zat hara yang dibutuhkan tanaman mudah di serap oleh tanaman.


    Penyulaman merupakan kegiatan penanaman kembali bagian-bagian yang kosong bekas tanaman yang mati/diduga akan mati atau rusak sehingga terpenuhi jumlah tanaman normal dalam satu kesatuan luas tertentu sesuai dengan jarak tanamnya. Tujuan dari penyulaman yaitu untuk meningkatkan persen jadi tanaman dalam satu kesatuan luas tertentu dan memenuhi jumlah tanaman per hektar sesuai jarak tanamnya.







    Sistem Tiga Strata



    Sistem tiga strata adalah adalah tata cara penanaman dan pemangkasan rumput, legumenosa, semak dan pohon, sehingga hijauan makanan ternak tersedia sepanjang tahun. Pada waktu musim hujan sebagian besar sumber pakan ternak adalah berasal dari rumput dan legumenosa (sebagai stratum satu). Sedangkan pada musim kering sebagian besar hijauan makanan ternak berasal dari semak-semak (sebagai stratum dua), dan pada akhir musim kering, sebagian besar hijauan makanan ternak berasal dari pohon-pohon (sebagai stratum tiga).




    Sistem tiga strata selain diterapkan pada lahan yang datar, bisa juga diterapkan pada lahan yang mempunyai kemiringan tertentu, sepanjang bagian bawah setiap terasnya ditanami semak-semak dengan jarak 1 meter serta rumput dan legumenosa unggul selebar 1 meter, dimana pada bagian bawah teras ini tidak ditanami pohon.




    Sistem tiga strata biasanya diterapkan pada pertanian lahan kering yang memiliki curah hujan kurang dari 1.500 mm per tahun dengan 8 bulan musim kering, dan 4 bulan musim hujan, atau bisa juga pada pertanian lahan kering dengan topografi yang datar ataupun miring, yang kurang produktif untuk pertanian pangan. Lahan perkebunan yang mengintegrasikan ternak ruminansia seperti sapi, kambing atau biri-biri juga cocok dengan sistem ini. Demikian halnya pada lahan tidur atau lahan kritis.




    Daya Kecambah


    Kuswanto (1997) menyatakan benih dikatakan berkecambah jika dari benih tersebut telah muncul plumula dan radikula dari embrio. Plamula dan radikula yang tumbuh diharapkan dapat menghasilkan kecambah yang normal, jika lingkungan mendukung. Benih yang baik akan muncul kecambah normal, sebaliknya benih yang rusak, rendah kualitasnya menghasilkan kecambah atau bibit yang tidak normal atau abnormal. Kerusakan benih dapat terlihat nyata (retak kulit, mengelupas atau biji pecah ). Tapi kadang terlihat kerusakan pada bagian dalam benih. Kerusakan benih dapat diketahui setelah benih berkecambah abnormal (Anonim,2010).



    Perubahan katabolik terus berlangsung sejalan dengan semakin tuanya benih dan kemampuan benih untuk berkecambah juga menurun. Penurunan daya kecambah yang terukur, tidak segera terjadi setelah kemasakan tercapai. Pada kondisi penyimpanan yang menguntungkan, awal kemunduran mungkin terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun, tergantung pada kondisi penyimpanan, macam benih, serta kondisi penyimpanan sebelumnya. Perkecambahan benih merupakan salah satu kriteria yang berkaitan dengan kualitas benih dan di pihak lain perkecambahan benih juga merupakan salah satu tanda dari benih yang telah mengalami proses penuaan (Kuswanto, 1997).



    Perkecambahan secara morfologis merupakan suatu tahapan segera setelah terjadinya proses pengangkutan makanan dan pernafasan. Diawali oleh pembelahan dan perpanjangan sel. Dilanjutkan oleh pertumbuhan embryonic axis yang makroskopik yaitu keluarnya radicle atau plumulae dari kulit biji ( Salibury, 1985)



    Keberadaan kotiledon atau organ penyimpanan, perkecambahan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal. Perkecambahan epigeal ditunjukkan oleh benih dari golongan kacang-kacangan dan pinus, sedangkan perkecambahan hipogeal ditunjukkan oleh benih dari golongan koro-koroan, dan rerumputan (Pramono, 2010).




    Faktor-faktor yang mempengaruhi daya kecambah benih adalah faktor internal dan faktor eksternal.


    • Faktor internal antara lain adalah kemasakan benih. Jika benih yang sudah masak maka kandungan cadangan makan pada benih tersebut sudah ada, sehingga waktu benih itu ditanam maka perkecambahan akan mudah karena dalam melakukan perkecambahan benih melakukan aktivitasnya dengan cadangan makanan tersebut.



    • Faktor eksternal antara lain :

      • Ketersediaan Air : air yang tersedia dimedia tanam atau lahan pada harus mencukupi sampai kapasitas lapang, karena air diperlukan untuk melarutkan zat-zat yang diperlukan benih untu berkecambah.

        • Udara (Oksigen dan CO2) : O2 udara normal (20%) baik untuk perkecambahan.



      • Suhu lingkungan : berpengaruh pada proses metabolisme sel,  sehingga berpengaruh pada perkecambahan .Istilah suhu kardinal: (suhu minimum, optimum, maksimum)

      • Cahaya  : ini berguna untuk respirasi dan fotosintesis. Dimana  fotosintesis terjadi setelah tumbuh plumula dan berfungsi untuk mengganti cadangan makanan yang ada dalam benih.  (Pramono,2010).





    Pupuk



    Dalam arti luas yang dimaksud pupuk  ialah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian bahan kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin bersama benih tanaman kacang-kacangan serta pemberian pembenah tanah (soil conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Demikian pula pemberian urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Semua usaha tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian bahan kapur, legin, pembenah tanah dan urea disebut pupuk.


    Dalam pengertian yang khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Dengan pengertian ini, dari kegiatan yang disebutkan di atas hanya urea yang dianggap pupuk karena bahan tersebut yang mengandung hara tanaman yaitu nitrogen.




    Rumput, Legum, dan Gulma


    Daun rumput umumnya terdiri dari pelepah daun, lidah daun, helai daun. Lidah daun seperti membran atau membentuk lembaran tipis dengan bulu lebih pendek dari lembarannya. Pelepah daun merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai fungsi sebagai pelindung kuncup yang masih muda dan memberi kekuatan pada batang tanaman. Dalam hal ini pelepah daun semuanya membungkus batang. Sehingga batang tidak tampak, bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah pelepah-pelepahnya.


    Menurut Susetyo (1985), legume termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua daun biji/cotyledone. Famili legume dibagi menjadi tiga group sub famili, yaitu: mimosaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga reguler; caesalpiniaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga irreguler dan papilionaceae, tanaman kayu dan herba dengan ciri khas bunga berbentuk kupu-kupu, kebanyakan tanaman pakan ekonomi penting termasuk dalam group papilionaceae. Legume yang ada mempunyai siklus hidup secara annual, binial atau perennial (Soegiri et al., 1980).


    Gulma adalah segala tanaman yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan. Kebanyakan Gulma adalah tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan sejumlah besar biji dalam waktu singkat. Biasanya bijinya mudah tersebar. Beberapa gulma akan terus menebarkan bijinya walaupun pohonnya telah dicabut. Di atas tanah, dari gulma kebun biasa, bunga-bunganya akan membuat setumpuk biji berambut pada timbunan kompos jika ditaruh disitu dan tidak dihancurkan.







    Pembahasan


    Pembuatan Kebun Rumput Gajah



    1)   Pengolahan Lahan


    Pada proses penanaman rumput gajah ini dimulai dengan pengolahan lahan yaitu dengan melakukan pembersihan lahan dari tanaman gulma dan pohon yang tidak akan digunakan lagi, serta memisahkan bibit yang masih dapat digunakan untuk kemudian dilakukan pembalikan tanah serta pembuatan ulang dan rekondisi galur tanam. Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. 

    Jumlah dan panjang akar pada tanaman yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah padat, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. 

    Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik. Tanah dengan struktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah di olah. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang mengandung pasir yang sangat tinggi (lebih dari 60%) akan mengalami pertumbuhan yang lambat dan produksi yang rendah. Pada tanah seperti ini biasanya terjadi karena kandungan air yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tidak terpenuhi dan terjadi pencucian unsur hara yang tinggi. Hal ini karena agregat tanah tidak mampu menahan air secara maksimal, akibatnya air terus mengalir menurut aliran gravitasi sambil membawa unsur-unsur hara.




    2)  Sistem Pemupukan


    Setelah melakukan pengolahan lahan dan penanaman bibit rumput gajah, dilanjutkan pemupukan dilakukan dengan sidedressing dengan harapan dapat dapat lebih efektif dalam pertumbuhan tanaman dalam lahan miring. Pupuk yang digunakan memiliki grade NPK (14:5:11) dan pupuk NPK (11:5:11).




    3)  Penyulaman


    Teknik penyulaman prinsipnya sama dengan tata laksana penanaman, hanya saja dilakukan pada lokasi/blok/lubang tanam yang bibitnya perlu diganti. Penyulaman dilakukan agar tanaman yang tumbuh bisa maksimal. Periode penyulaman tidak lebih dari satu bulan setelah tanam. Penyulaman seawal mungkin bertujuan agar tidak menyulitkan pemeliharaan tanam berikutnya dan pertumbuhan tanam menjadi seragam. Waktu penyulaman dilakukan pada sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas.





    4) Daya Tumbuh

    Penanaman dalam praktikum kali ini membuat dua blok dengan blok pertama ditanam sebanyak 24 tanaman dan blok kedua sebanyak 10 tanaman. Setelah beberapa minggu pemeliharaan mendapatkan data bahwa pada blok pertama tanaman yang mati sebanyak 3 tanaman, sedangkan pada blok kedua tidak terdapat yang mati. Sehingga pada blok pertama memiliki daya tumbuh 87,5% sedangkan pada blok pertama 100%. Maka 3 tanaman yang mati dilakukan penyulaman dengan rumput sejenis yang lain. Pada blok pertama yang mati dapat disebabkan karena banyak gangguan dari luar sehingga sulit untuk tumbuh dan akhirnya mati, serta pemberian pupuk yang kurang salah satunya dapat menyebabkan hal tersebut. Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi adalah genetik, kondisi lingkungan (temperature, kesediaan air, kesuburan tanah).




    Pembuatan Model Vegetasi Sistem Tiga Strata



    Sistem tiga strata adalah adalah tata cara penanaman dan pemangkasan rumput, legumenosa, semak dan pohon, sehingga hijauan makanan ternak tersedia sepanjang tahun. Pada waktu musim hujan sebagian besar sumber pakan ternak adalah berasal dari rumput dan legumenosa (sebagai stratum satu). Sedangkan pada musim kering sebagian besar hijauan makanan ternak berasal dari semak-semak (sebagai stratum dua), dan pada akhir musim kering, sebagian besar hijauan makanan ternak berasal dari pohon-pohon (sebagai stratum tiga).




    Sistem tiga strata selain diterapkan pada lahan yang datar, bisa juga diterapkan pada lahan yang mempunyai kemiringan tertentu, sepanjang bagian bawah setiap terasnya ditanami semak-semak dengan jarak 1 meter serta rumput dan legumenosa unggul selebar 1 meter, dimana pada bagian bawah teras ini tidak ditanami pohon.




    Sistem tiga strata biasanya diterapkan pada pertanian lahan kering yang memiliki curah hujan kurang dari 1.500 mm per tahun dengan 8 bulan musim kering, dan 4 bulan musim hujan, atau bisa juga pada pertanian lahan kering dengan topografi yang datar ataupun miring, yang kurang produktif untuk pertanian pangan. Lahan perkebunan yang mengintegrasikan ternak ruminansia seperti sapi, kambing atau biri-biri juga cocok dengan sistem ini. Demikian halnya pada lahan tidur atau lahan kritis.




    Daya Kecambah



          Pada praktikum ini melakukan percobaan:

    • POLBAG I     =  10 biji direndam air hangat (45oC) selama 30 detik
    • POLBAG II   =  10 biji di amplas (Scarification Mecanic)
    • POLBAG III   =  10 biji tanpa perlakuan




    Setelah beberapa minggu hasil pengamatan menunjukan bahwa daya kecambah yang dimiliki benih memiliki daya kecambah yang baik, karena dapat tumbuh dengan baik dan tidak terlihat ada yang mati. Daya kecambah suatu benih sangatlah dipengaruhi oleh faktor dalam (Tingkat kemasakan benih, Ukuran benih, Dormansi, Penghambat perkecambahan) dan faktor luar (Air, Oksigen, Cahaya, Temperatur, Medium) dimana faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga adanya variasi daya perkecambahan benih kacang dan jagung.



    Pembuatan Pupuk


    Pupuk tunggal ialah pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara. Sedangkan pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih unsur hara. Ada 3 jenis pupuk tunggal yang disediakan dalam praktikum ini. Ketiga jenis pupuk itu ialah pupuk urea yang mengandung unsur hara N, pupuk fosfat SP36 yang mengandung unsur hara P, dan pupuk KCl yang mengandung unsur hara K.




    Dalam bentuk fisik pupuk urea berwarna putih dan berbentuk butiran-butiran kecil, pupuk fosfat berwarna abu-abu dan berbentuk seperti batu-batu kecil, sedangkan pupuk KCl berwarna merah bata dan berbentuk seperti pasir.




    Setelah mengamati ketiga jenis pupuk tunggal di atas, maka percobaan berikutnya yang kami lakukan adalah membuat pupuk majemuk komersial. Dalam pembuatan pupuk majemuk komersial, hal yang perlu diperhatikan adalah nilai grade atau nilai perbandingan antara unsur hara N, P, dan K. Nilai grade dalam pembuatan pupuk majemuk disesuaikan dengan jenis tanaman. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pupuk majemuk adalah adanya filler ( bahan tambahan untuk melengkapi pupuk ). Berikut syarat-syarat filler :

    • Tidak mengandung unsur hara ( misal NPK )
    • Mirip ( bahan harus menyerupai ) Urea, TSP, KCl
    • Tidak hidroskopis ( tidak menyerap air )
    • Tidak bereaksi
    • Tidak mengandung racun
    • Mempunyai bobot yang tidak terlalu ringan
    • Harus murah




    Contoh filler : pasir




    Pembuatan pupuk majemuk dengan nilai grade 14:5:11 dan 11:5:11. Pupuk majemuk dengan nilai grade tersebut adalah pupuk majemuk yang digunakan untuk rumput gajah. Pupuk majemuk komersial yang kami buat sebanyak 1 kg atau 1000 gr. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapat :




    Pupuk pertama => N : 14/45 x 1000 gr = 311,11 gr


                                       P : 5/36 x 1000 gr   = 138,9 gr


                                       K : 11/60 x 1000 gr = 183,33 gr


                                                Sub total          = 633,34 gr


     Filler                 = 366,66 gr


    Total/bag         = 1000 gr


    Pupuk Kedua => N : 11/45 x 1000 gr = 244,44 gr


                                      P : 5/36 x 1000 gr   =  138, 9 gr


                                     K : 11/60 x 1000 gr  =  183, 33 gr


                                              Sub total          =  566,67 gr


     Filler                =  433,33 gr


     Total/bag        =  1000 gr






    Spesies Rumput, Legum, dan Gulma


    Rumput



    • Rumput Gajah (Pannisetum Purpureum)



    Dapat tumbuh setinggi 3 sampai 4,5 m, bila dibiarkan tumbuh bebas dapat setinggi 7 m, parennial, akar dapat sedalam 4,5 m. berkembang dengan rhizoma yang dapat sepanjang 1 m. panjang daun 16 sampai 90 cm lebar 8 sampai 35 mm.




    Varies greatly with age of regrowth (leaf:stem ratio), and fertility, particularly nitrogen e.g. 6 week regrowth 10% CP, 10 week regrowth 7.6% CP.  Can give up to 2-fold difference in CP level.  CP and IVDMD levels of leaf range from 9.5-19.7%, and 68-74% respectively.




    Yields depend on fertility, moisture, temperature and management.  DM yields of 10-30 t/ha/yr common, (and up to 85 t/ha/yr) if well fertilised; 2-10 t/ha/yr if unfertilised.  More frequent cuts (up to 45 days) give less dry matter, but better leaf production than infrequent cuts.



    • Rumput sinyal (Brachiaria decumbens)



    Tumbuh rendah, tegak atau menjalar, membentuk rizoma dan tanaman tahunan berstolon dengan daun berbulu sedang dan berwarna hijau terang, lebar 7-20 m, dan panjang 5-25 cm. Daun tumbuh dari stolon yang merambat yang berakar pada buku-bukunya. Daun pedang lanceolate. Tanda khusus kepala biji dengan 2-7 tandan, panjang 1-5 cm, ditunjang suatu axis dengan panjang sekitar 10 cm.




    Nilai nutrisi cukup tinggi (seperti rumput tropis yang lain) tetapi bergantung pada status kesuburan tanah. Sedang sampai tinggi kecernaan (50-80%), PK berkisar dari 9-20% tergantung pada kesuburan tanah dan manajemen, tetapi dapat menurun dengan cepat seiring umur daun, dari 10% pada umur 30 hari menjadi 5% pada umur 90 hari.




    Produksi : Bahan Kering tinggi dengan pemupukan berat, dengan produksi sekitar 10 ton/ha/tahun dan sapai 30 ton/ha dibawah kondisi ideal. Produksi akan lebih sedikit pada musim kering dan di musim dingin di daerah subtropis.




    Pada tanah subur di daerah lembab tropis di Vanuatu, dapat menghasilkan 29 ton/ha/tahun BK pada tahun pertama, tetapi hanya 16 ton/ha/tahun ketika kesuburan turun pada tahun kedua pertumbuhan.



    • Setaria (Setaria sphacelata var. anceps)



    Perennial tussock to 2 m tall, with short rhizomes.  Leaves bluish grey-green, leaf blades soft, glabrous, to 50 cm long and up to about 1 cm wide.  Lower parts of culms and the basal leaf-sheaths flattened.  Inflorescence a tightly contracted panicle producing a false spike , 7-25 cm long and about 8 mm wide (excluding the dense, radiating golden-yellow bristles);  stigmata purple or white.  Seeds average about 1.5 million/kg.



    Nutritive value : Moisture levels in fresh growth often higher than in other tropical grasses, reaching levels >85%.  CP content of 6-20% depending on age of material and nitrogen fertilisation, with CP digestibility ranging from 44-77%.  DM digestibility values of about 70% have been recorded in young leafy 3-week regrowth, falling to 50-55% at 6-8 weeks.



    Production potential : Annual dry-matter yields of about 26,000 kg/ha have been recorded from a well-fertilised, irrigated stand.  Yields of the order of 10,000-15,000 kg/ha are more common.



    • Rumput Ruzi (Brachiaria ruziziensis)



     Rumput ini berumur panjang, tumbuh vertikal dan horizontal, membentuk hamparan dan mencapai tinggi 60-120 cm. Bagian batang yang menjalar bersinggungan dengan tanah (stolon), pada setiap buku stolonnyabisa tumbuh akar, bila kondisi memungkinkan. Perakaran luas, tetapi dangkal.




    Nutritive value : Moisture levels in fresh growth often higher than in other tropical grasses, reaching levels >85%.  CP content of 6-20% depending on age of material and nitrogen fertilisation, with CP digestibility ranging from 44-77%.  DM digestibility values of about 70% have been recorded in young leafy 3-week regrowth, falling to 50-55% at 6-8 weeks.



    Production potential : Annual dry-matter yields of about 26,000 kg/ha have been recorded from a well-fertilised, irrigated stand.  Yields of the order of 10,000-15,000 kg/ha are more common.



    • Bahia (Paspalum notatum)


    Tumbuh rendah, berakar dalam menyebar dengan rhizome- rhizome stolon yang pendek dan keras, membentuk hamparan yang padat, tinggi dapat mencapai 10-60 cm, bunga tersusun dalam tandan dua pasang yang panjangnya 6-9 cm, tekstur daun agak kasar.




    Nutritive value : Feeding value varies greatly with age of regrowth, genotype and fertility of soil.  Crude protein levels can be >20% in 2-week regrowth, declining to about 5% by 12 weeks, with IVOMD declining from almost 70% to 50% in the same period.  P levels average about 0.3%, Ca 0.5%, and Mg about 0.2%.



    Production potential : Dry matter, Annual dry matter yields of heavily fertilised and irrigated P. notatum may exceed 20 t/ha, but under rain-grown moderately fertilised conditions, are mostly between 3 and 8 t/ha.



    • Rhodes (Chloris gayana)



     Rumput ini berbadan langsing, parennial, membentuk rumput tanaman yang lebat, mencapai ketinggian 60-150cm, berkembang dengan stolon, kadang-kadang bersifat annual.




    Nutritive value : Crude protein levels vary with age of material and level of available nitrogen, and may range from 17% on a (DM basis) in very young leaf, to 3% in old leaves e.g. 'Callide' yielded 6 t/ha (52% leaf, 9% CP) cut at 7 weeks, 11 t (28% leaf, 5% CP) at 13 weeks, 12 t (30% leaf, 3% CP) at 22 weeks and 14 t (20% leaf, 3% CP) at 27 weeks.  Phosphorus levels in the DM also vary with age of material and available soil phosphorus, and may range from 0.4% in young growth to 0.1% in older material.  Similarly, IVDMD varies from 40-80%.  Sodium levels vary from 300-3,100 ppm , depending on variety.




    Production potential : DM yields generally range from about (2-) 10-25 t/ha, depending on variety, soil fertility , environmental conditions, and cutting frequency.  Yields in the second year may be double those of the establishment year, but this also depends on management and environmental conditions.  While yields of 35-60 t/ha DM are reported, these are not the norm.



    • Rumput Benggala (Panicum maximum)


    Rumput berdaun lebat, tingginya bervariasi menurut varietasnya, perennial, berkembang dengan potongan-potongan bungkul akar dan tunas atau rhizoma. Tumbuh tegak, kuat batang seperti padi tinggi 2-2,5 m, warna daun hijau tua.




    Nutritive value: IVDMD from 64% (2 week regrowth) to 50% (8 week regrowth).  Crude protein from 6-25% depending on age and N supply.  Seasonally, CP values in 12 week old regrowth commonly range from 5-10%, P levels from 0.15-0.18%, Ca from 0.6-0.8% and Na from 0.07-0.12%.




    Production potential : Commonly (10-) 20-30 (-60) t/ha DM, depending on variety and growing conditions (particularly if high levels of N applied).



    • Rumput Para (Brachiaria mutica)



    Rumput merambat dengan stolon panjang besar sampai 5 m, sangat berbulu, batang merambat dan lunak, daun berbulu sedang panjang sekitar 30 cm dan lebar 20 mm. Tangkai bunga panjang 6-30 cm, terdiri atas 5-20 kelompok bunga yang padat.




    Nilai nutrisi : Suatu rumput yang bernilai nutrisi tinggi, konsumsi bahan kering oleh ternak yang menggembala mungkin akan dikurangi oleh kandungan air yang tinggi. Tanaman yang tumbuh aktif memiliki nilai nutrisi yang tinggi, dengan PK 14-20%, dan Kecernaan bahan kering in vitro (IVDMD) 65-80% untuk bagian daun tanaman dan 55-65% untuk seluruh bagian pucuk. Kualitas akan menurun seiring dengan makin menuanya tanaman.




    Potensi produksi : Produksi BK biasanya 5-12 ton/ha/tahun.






    Legum



    • Kacang Kalopo (Calopogonium Mucunoides)



    Tanaman ini berumur pendek, tumbuh menjalar dan memanjat, bisa mencapai 30-50 cm. batang dan daun yang masih muda berbulu, berwarna coklat keemasan. Bentuk daun bulat, setiap tangkai terdapat 3 buah daun. Bunganya kecil, berwarna ungu.




    Nilai nutrisi : Kecernaan in vitro BK daun berkisar dari 58-66% tergantung pada umur tanaman dan tingkat ketebalan bulunya. Kandungan PK pada pertumbuhan puncak berkisar dari 16-24%.




    Potensi produksi : Dibawah kondisi pemotongan teratur, produksi tahunan mencapai 4-6 ton/ha diperoleh ketika dipotong setiap 9-12 minggu. Produksi BK biasanya menurun seiring waktu dengan pemotongan berulang atau penggembalaan.




    Produksi musim hujan mencapai 3300 kh/ha telah dilaporkan pada padang gembala Brachiria decumbens- C. mucunoides di Brazil, dibandingkan dengan 3000 kg/ha untuk padangan B. decumbens murni. Ketika digunakan sebagai tanaman musim bero, C. mucunoides meningkatkan produksi jagung kira-kira 20%, dibandingkan dengan gulma bero.



    • Sentro (Centrosema Pubescens)



    Menjalar, memanjat dan membelit, batang agak berbulu, tidak berkayu, berdaun tiga pada setiap tangkai daun, bentuk helai daun oval agak elips,b unga relatif besar tersusun dalam tandan, warna bunga violet terang sampai violet muda agak putih.




    Nutritive value : Similar to C. molle .  Accession CIAT 5161 (Panama), means of 7 cuts, 3-month old leaf:  24% CP, 53% IVDMD, 0.19% P, 0.83% Ca;  accession CIAT 5920 (Mexico), young leaf tissue (= 6 months after planting):  26% CP, 71% IVDMD.




    Production potential : cv. Belalto 12.8 t/ha/year DM in North Queensland;  7.6 t/ha/year DM under cutting in Quilichao, Colombia (accession CIAT 5161).



    • Kacang Pintoy  (Arachis pintoi)



    Tanaman tumbuh rendah, legum tahuan yang membentuk karpet tebal sampai 20-30 cm. Bunga berwarna kuning dan mengasilkan biji didalam tanah.




    Nilai nutrisi : Proten kasar 13-25%, kecernaan bahan kering 60-70% dry Kandungan tannin relatif rendah.




    Produksi : Produksi Bahan kering 5 ton/ha/tahun ditanam bersama Brachiaria humidicola menghasilkan BK 20 ton/ha, dan 10 ton/ha ketikan ditanam bersama B. ruziziensis menghasilkan 11 ton/ha telah dilaporkan di daerah tropis, tetapi produksi BK hanya 6,5 ton/ha ketika ditanam didaerah subtropics.



    • Roay (Lablab purpureus)



    Tanaman semusim yang tumbuh merambat dan membelit/memanajat. Membentuk batang yang kuat, panjang sekitar 3-6 m, daun 3 helai dalam satu tangkai (trifoliate), helai daun lebar agak bulat, bersebrangan (paralel), sepanjang 7,5-15 cm. Berbunga banyak dengan pola kelompok bunga (tandan) pada tangkai yang memanjang. Bunga berwarna putih atau biru atau ungu dengan tangkai yang pendek. Panjang buah polong 4-5 cm, halus dan lengkung memiliki 2-6 biji. Warna biji bervariasi dari putih sampai coklat muda dan tua, merah sampai hitam. Berat biji 2000-5000 biji/kg.




    Potensi produksi : Produksi semusim daun dan batang umumnya >4 ton/ha pada daerah sub tropis semi basah. Produksi bahan kering biasanya lebih tinggi dari kacang tunggak, terutama dibawah kondisi kering.




    Produksi biji : Pemasakan biji pada kultivar untuk hijauan tidak seragam tetapi tanaman menjalar seringkali memiliki kematangan yang lebih sinkron. Hasil panen tinggi sekitar 1-2,5 ton/ha, tergantung pada kultivar tanaman tetapi akan lebih tinggi ketika ditanam dengan penyangga.

    • Gamal (Gliricidia sepium)



    Pohon berukuran kecil sampai sedang tinggi sekitar 10-12 m. Daun bersirip ganjil, panjang sekitar 30 cm. Helai daun 5-20 cm, berbentuk oval sampai bulat, panjang 2-7 cm dan lebar 1-3 cm. Bunga membentuk kelompok tangkai pada batang muda dan tua. Bunga keluar tunggal dengan 20-40 per tangkai, merah muda sampai ungu muda, bercampur putih. Buah polong hijau dan kuning-coklat muda ketika tua, panjang 0-18 cm, lebar 2 cm, biji 4-10, kuning-coklat muda sampai coklat dan hampir bulat.




    Nilai nutrisi : Memiliki nilai nutrisi tinggi. Kadar ptotein kasar 18-30% dan kecernaan in vitro 60-65%. Dengan perkecualian terhadap palatabilitas, variasi kualitas nutrisi antar provenan belum dievaluasi.




    Potensi produksi : Pada suatu penanaman hijauan, produksi tahunan daun mencapai 5-16 ton/hektar bahan kering, atau mencapai 43 ton/hektar daun segar. Gugur daun yang parah terjadi selama masa pembungaan dalam musim kering tahunan. Panen daun pada awal musim kering akan menunda pembungaan, menghindari atau membatasi kehilangan gugurnya daun, dan memaksimalkan pertumbuhan ulang.



    • Lamtoro/ petai cina (Leucaena leucocephala)



    Tanaman semak atau pohon tingggi sampai 18 m, bercabang banyak dan kuat, dengan kulit batang abu-abu dan lenticel yang jelas. Daun bersirip dua dengan 4-9 pasangan sirip, bervariasi dalam panjang sampai 35 cm, dengan glandula besar (sampai 5 mm) pada dasar petiole, helai daun 11-22 pasang/sirip, 8-16 mm x 1-2 mm, akut. Bunga sangat banyak dengan diameter kepala 2-5 cm, stamen (10 per bunga) dan pistil sepanjang 10 mm. Buah polong 14-26 cm x 1,5-2 cm, pendant, coklat pada saat tua. Jumlah biji 18-22 per buah polong, berwarna coklat.




          Nilai nutrisi : Nilai nutrisi bagian yang dimakan memiliki nilai kecernaan 55-70%.





    Potensi produksi : Produksi hijauan bervariasi tergantung kesuburan tanah, curah hujan, ketinggian, kepadatan dan frekuensi pemotongan dari 1-15 ton/ha/tahun. Produksi daun akan dimaksimalkan dengan interval pemotongan 6-12 minggu pada musim pertumbuhan. Produksi pada baris tanam yang ekstensif di daerah tropis kering dan subtropics biasanya berkisar dari 2-6 ton/ha/tahun.




    Produksi sangat tinggi (>15 ton/ha/tahun) di Asia Tenggara dan Hawai, dengan tanaman berjarak 0,5-1 m didalam baris dan jarak atar baris 1-3 m.





    Produksi kayu bakar sebanding dengan pohon tropis terbaik, dengan pertambahan tinggi 3-5 m/tahun dan pertambahan kayu 20-60 m3/ha/tahun untuk varitas arboreal.



    • Jayanti (Sesbania sesban)



    Tanaman semak atau berumur pendek tinggi sampai 8 m. Batang berdiameter sampai 12 cm. Panjang daun 2-18 cm, helai daun dalam 6-27 pasang, linear, bulat, sampai 26 mm x 5 mm. Tandan dengan 2-20 bunga, panjang sampai 20 cm. Buah polong lurus sampai lengkung, sampai 20-30 cm x 2-5 mm, warna pucat, sering dengan tanda coklat atau coklat kemerahan, biji 10-15. Biji 3-4,5 mm x 2 mm x 2 mm, hijau pupus atau coklat, biasanya bertotol. Terdapat 55-80 biji/kg.




    Nilai nutrisi : Kandungan protein kasar berkisar dari 25-30%  dari BK.




    Potensi produksi : S. sesban memiliki kelebihan atas hampir semua hijauan pohon yang lain dalam kecepatan tumbuhnya. Dilaporkan bahwa tanaman ini mencapai tinggi 4-5 m 6 bulan setelah tanam di India dan menghasilkan hijauan 4 kali lebih banyak dari L. leucocephala 3 bulan setelah tanam di Australia. Dibawah kondisi yang sesuai produksi BK dapat sampai 20 ton/ha/tahun.








    Kesimpulan



    Biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama bagi tumbuhan spermatophyta, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya. Ada empat macam benih/biji, yaitu brider seed, foundation seed, register seed, dan sertificate seed.





    Daun rumput umumnya terdiri dari pelepah daun (leaf sheath), lidah daun (ligule), helai daun (leaf blade).





    Pupuk tunggal ialah pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara. Contoh pupuk tunggal ialah pupuk urea yang hanya mengandung unsur hara N, pupuk fosfat ( SP36 ) yang hanya mengandung unsur hara P, dan pupuk KCl yang hanya mengandung unsur hara K. Sedangkan pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih unsur hara. Contoh pupuk majemuk ialah pupuk NPK yang mengandung unsur hara N, P, dan K, pupuk NP yang mengandung unsur hara N dan P, dan pupuk PK yang mengandung unsur hara P dan K





    Kemampuan berkecambah tak luput pula dari faktor – faktor dalam dan luar yang sesuai sehingga mendukung pertumbuhan perkecambahannya.







    Daptar Pustaka



    http://www.lestarimandiri.org/id/peternakan/hijauan-pakan-ternak/113-hijauan-pakan-ternak/235-budidaya-rumput-gajah.html




    http://adripolin.blogspot.com/2010/09/tahap-tahapan-pengolahan-lahan.html




    http://pengertian-definisi.blogspot.com/2011/10/penyulaman-tanaman.html




    http://www.rareplanet.org/en/campaign-blog/penerapan-sistem-tiga-strata-sts-sebagai-barrier-removal-di-taman-nasional-bali-barat-




    http://rantoperta.blogspot.com/2009/06/pengujian-daya-kecambah-benih.html




    http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk




    http://ghadiz.wordpress.com/category/uncategorized/page/2/




    http://www.tropicalforages.info/index.htm




    http://livean.com/blog/gulma/




    http://tromphoy.multiply.com/journal/item/7




    http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=2&doc=2b7




    http://id.wikipedia.org/wiki/Gulma




    http://id.wikipedia.org/wiki/Rumput





    http://lolitkambing.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=20:kualitas-nutrisi-beberapa-legum-herba-pada-kambing-konsumsi-kecernaan-dan-neraca-nitrogen&catid=17:inovasi-teknologi&Itemid=46













    Posting Komentar untuk "Pembuatan Kebun Rumput Gajah, Pembuatan Model Vegetasi STS, Daya Kecambah, Pembuatan Pupuk, dan Spesies Rumput, Legum, dan Gulma (Laporan Praktikum Agrostologi)"