Memperbaiki Potensi dan Keragaman Sumberdaya Genetik Sapi Peranakan Ongole (PO) dengan Pemuliaan Ternak
Sapi Peranakan Ongole |
Sapi Peranakan Ongole (PO) tetapi telah terjadi penurunan yang drastis. Sebagai sumberdaya genetik sapi lokal pengembangan populasi perlu segera dilakukan terutama di luar Pulau Jawa dimana sapi PO telah banyak dipelihara. Potensi biologik reproduksi dan produksi sapi PO menunjukkan variasi yang cukup besar, rata-rata performans yang dilaporkan menunjukkan bahwa peranan lingkungan sangat besar.
Secara teoritis dapat diduga bahwa keragaman sumberdaya genetik sapi PO cukup besar karena belum banyak tersentuh seleksi. Peningkatan produktivitas sapi PO dilakukan melalui usaha pemuliaan dengan tetap memperhatikan pelestarian sumberdaya genetik, dan perlu dukungan lingkungan yang memadai.
Sapi PO diternakkan secara murni dan ditingkatkan mutu genetiknya. Peningkatan produktivitas lewat persilangan dengan bangsa eksotik hanya dilakukan secara terencana baik disertai target yang pasti. Persilangan memanfaatkan heterosis maka persilangan pada sapi potong hanya dapat meningkatkan karakteristik produksi, tetapi tidak reproduksinya.
Usaha untuk meningkatkan produksi telah banyak dilakukan melalui sistim persilangan dengan bangsa eksotik yang diimpor sejak Pelita III, meskipun demikian usaha yang tidak terarah dengan target yang tidak pasti ini tidak banyak menghasilkan perubahan bahkan menemukan banyak kegagalan. Pada dekade terakhir penggunaan pejantan bangsa Bos Taurus Amerika banyak digantikan oleh pejantan Bos Taurus Eropa yang berukuran lebih besar sehingga keturunannya menuntut lebih banyak perubahan pengelolaan.
Keragaman genetik sangat diperlukan dalam usaha pemuliabiakan ternak karena dengan adanya keragaman genetik ternak dimungkinkan untuk membentuk bangsa ternak baru melalui seleksi dan sistim perkawinan. Dengan Teknologi DNA maka keragaman genetik , kesamaan genetik dan jarak genetik populasi sapi PO yang berasal dari berbagai wilayah dapat dipelajari. Hal ini penting karena dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan outbreeding dengan mempergunakan pejantan dari wilayah lain.
Pola pemuliaan pada peternakan dapat mengikuti pola P3Bali yang mengadopsi Open Nucleus Breeding Scheme (ONBS). Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) dan Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul (BBPTU) dalam pengadaan pejantan unggul hendaknya berperan dalam uji performans dan uji keturunan. Selanjutnya diperlukan keterlibatan Balai Inseminasi Buatan (BIB) yang akan bertindak sebagai ujung tombak dalam disiminasi materi genetik unggul.
Peningkatan produktivitas ternak dapat dilakukan dengan sistim persilangan. Program persilangan pada sapi PO merupakan cara yang cepat untuk meningkatkan produktivitas, akan tetapi diperlukan suatu program yang terencana dengan baik disertai target yang pasti. Persilangan sapi PO hendaknya dilakukan di luar wilayah yang ditentukan untuk pembibitan dan pengembangan sapi PO murni. Kalau tidak maka persilangan akan merusak keragaman sumberdaya genetik sapi PO.
Pada populasi sapi PO cara pembentukan yang sederhana adalah dengan seleksi jantan dan betina pada F1 kemudian dihasilkan F2, dan dilakukan seleksi dan sistem perkawinan untuk menghasilkan generasi berikutnya.
Seleksi dan sistem perkawinan yang dilakukan dalam pembentukan bangsa baru dan untuk menghasilkan pejantan unggul dapat dijabarkan sebagai berikut. Sapi betina dan jantan F1 akan diseleksi dan dipergunakan untuk menghasilkan F2, yang kemudian diseleksi secara terus menerus untuk menghasilkan bangsa baru. Seleksi induk didasarkan pada berat sapih anaknya, induk-induk yang terbaik dipergunakan sebagai pengganti di BPTU dan BBPTU dan sisanya disebarkan ke peternak komersial (multiplier).
Sebaliknya induk-induk yang terbaik di Peternakan komersial akan dimasukkan ke BPTU atau BBPTU. Seleksi pejantan di BPTU atau BBPTU didasarkan pada uji performans dan uji keturunan. Pejantan unggul bangsa baru yang dihasilkan akan dipergunakan untuk menghasilkan semen beku untuk selalu meningkatkan mutu sapi bangsa baru yang dihasilkan di peternakan komersial (multiplier). Kebutuhan sapi bangsa baru untuk peternakan rakyat akan diperoleh dari peternakan multiplier.
Kesimpulan
Untuk meningkatkan produktivitas sapi PO di peternakan rakyat yang segera dapat dilakukan adalah perbaikan pengelolaan reproduksi dan pakan. Rekording sangat diperlukan agar dapat dilakukan pengamatan terhadap potensi genetik sapi PO yang diduga cukup besar keragamannya karena belum banyak disentuh oleh usaha seleksi. Keragaman ini merupakan bahan dasar bagi usaha pemuliaan sapi PO.
Ternak komersial dapat dihasilkan dengan pembentukan bangsa baru dengan komposisi gen 50% PO dan 50% bangsa eksotik yang terbentuk dari interse-mating F1 yang menghasilkan F2 sebagai bangsa baru dan kemudian dilakukan seleksi terus menerus. Penggunaan bangsa sapi Brahman untuk membentuk bangsa eksotik bagi peternakan rakyat tampaknya cocok, sedang penggunaan bangsa Simmental dan Limousine perlu dipertimbangkan lebih dahulu.
Posting Komentar untuk "Memperbaiki Potensi dan Keragaman Sumberdaya Genetik Sapi Peranakan Ongole (PO) dengan Pemuliaan Ternak"